Di tengah-tengah kerumunan puluhan orang di depan Istana Negara, terdapat sebuah spanduk agak menarik perhatian dibandingkan puluhan spanduk lainnya. Bertuliskan ‘Trisakti dan Nawacita Omong Kosong, spanduk berukuran 4×1 meter ini pun sangat mencolok pada siang itu.
Spanduk tersebut merupakan salah satu spanduk yang mewarnai unjuk rasa yang dilakukan oleh sejumlah aktivis asal Pro Demokrasi (Prodem) di depan Istana Negara, Jakarta, 16 Maret 2018 lalu.
Dalam aksi itu, salah satu pentolan Prodem, Agus Edy Santoso atau yang akrab disapa Lenon pun menyatakan penyeselannya karena pernah mendukung Joko Widodo dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) edisi lalu. Untuk mempertegasnya, Agus Lenon bahkan menyebutkan tobat nasuha.
Sehari berselang, giliran Komunitas Relawan Sadar (Korsa) yang menyatakan menyesal pernah mendukung Jokowi.
Kedua relawan ini menilai Jokowi gagal menepati janji kampanye, gagal dalam menghentikan utang luar negeri, dan gagal meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Penyataan terkait hilangnya kepercayaan terhadap Jokowi sendiri ini bukanlah yang pertama. Beberapa pihak pun telah menyatakan hal serupa sejak beberapa tahun lalu.
Istri dari mendiang aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Munir Said Thalib, Suciwati pun mengemukakan hal yang sama pada tahun lalu. Suciwati pesimis Jokowi mampu menuntaskan kasus pembunuhan suaminya, termasuk mengungkap dokumen hasil TPF yang kini disebut-sebut hilang.
Padahal, Suciwati ingat betul saat kampanye Pilpres dahulu, Jokowi berjanji akan menuntaskan kasus tersebut.
Soal harapan, pesimis kalau saya ya sama Presiden Jokowi,” katanya usai menjadi pembicara dalam diskusi publik dengan tema ‘Munir, Demokrasi, dan Perlindungan Pembela HAM di Unika Atma Jaya, Jakarta, 5 September 2017 silam.
Penarikan dukungan oleh orang-orang yang pernah menjadi relawan atau tim sukses Jokowi juga pernah dilakukan oleh Ferdinan Hutahean pada beberapa tahun lalu. Ferdinan kini ‘membelot ke Partai Demokrat.
Ketika dihubungi Aktual, Agus Lenon, pendeklrasi taubat nasuha dalam unjuk rasa yang dilakukan sejumlah aktivis Prodem pada beberapa waktu lalu enggan berkomentar lebih jauh. Ia lebih merekomendasikan Aktual untuk menanyakan hal tersebut kepada rekan-rekannya yang lain di Prodem.
Dihubungi secara terpisah, Ketua Majelis Prodem, Syafti Hidayat menyatakan, unjuk rasa itu memang diadakan untuk mengingatkan Jokowi terhadap janji-janji yang dilontarkannya pada empat tahun lalu.
Banyak janji yang enggak dipenuhi, jadi kita minta Jokowi memenuhi janjinya,” kata pria yang akrab disapa Ucok ini kepada Aktual, Jumat (23/3) lalu. (ak)