Pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto yang menyebut Indonesia terancam bubar di tahun 2030 mendatang, kerap menimbulkan reaksi di berbagai kalangan. Ada yang menyebut prediksi tersebut khayalan, namun tak sedikit yang menyatakan masuk akal dan bisa menjadi kenyataan.
"Indonesia bubar di tahun 2030 bukan sebuah kemustahilan. Wong Uni Soviet, Chekoslovakia saja bubar kok, dan semua akibat ketidakadilan dalam pembagiamn kue ekonomi kepada rakyatnya," kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono kepada Harian Terbit, Kamis (22/3/2018).
Menurut Arief, banyak ukuran yang bisa menjadikan Indonesia menuju bubar pada tahun 2030. Pertama utang negara yang makin menggunung tanpa diikuti kemampuan untuk melunasi. Para punggawa-punggawa Joko Widodo jangan baru diwarning Indonesia akan bubar 2030 langsung cari muka (carmuk) sama Joko Widodo.
Bukti lain, kata Arief, kebutuhan pangan nasional mayoritas berasal dari impor, lalu hampir 80 persen perkebunan sawit dikuasai asing, tambang dan Migas juga dikuasai oleh asing.
"Ditambah lagi masalah SARA yang makin bisa menuju bubarnya negara dan Narkoba yang Akan menghancurkan generasi emas Indonesia," paparnya.
Masuk Akal
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah memandang pidato Prabowo tentang Indonesia akan bubar di tahun 2030 sebuah perkiraan yang masuk akal. Pasalnya, beberapa negara di Timur Tengah pun terancam bubar.
"Masuk akal (jika Indonesia diprediksikan bubar). Beberapa tahun lalu kita menyaksikan beberapa negara bubar. Negara yang bernama Suriah itu bentar lagi tidak ada, negara bernama Libya itu bisa hilang, Mesir terancam, negara lama, seperti Libanon juga, Yaman juga," kata Fahri di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (22/3/2018).
Ia mengartikan pidato Prabowo tersebut sebagai sebuah warning positif untuk Indonesia. Fahri menyarankan pemerintah memperkuat dasar persatuan.
"Saya kira warning ini positif dan harus diterima kepada bangsa sendiri bahwa bisa ada orang yang ingin mengganggu kita, ya mari kita bersatu. Makanya sarannya kepada pemerintah, bangun persatuan, jangan membuat kita saling meragukan. Justru kalau ada ancaman seperti ini adalah dasar untuk bersatu," ujarnya.
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menanggapi pidato Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menyebut Indonesia berpotenasi tidak ada lagi pada 2030 berdasarkan kajian asing merupakan sebuah khayalan.
"Tentu sesuatu yang mendapat perhatian. Tapi itu kan fiksi," kata Kalla usai menghadiri acara The 7th southeast Asian Studies Symposium 2018 di Kampus Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat, Kamis (22/3/2018).
Kalla berujar, suatu negara bisa bubar apabila tidak dapat menjaga persatuan. Hal itu sudah terjadi di beberapa negara yang dilanda perpecahan.
Sindiran
Pengamat politik Arbi Sanit menduga, pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menyebut Indonesia terancam bubar pada di Tahun 2030 mendatang, merupakan ungkapan metafor. Dimana yang dimaksudkannya adalah pemerintah dan bukan negara.
"Dia mungkin maksudnya negara sebagai contoh saja, tapi yang dia maksud pemerintah itu. Jadi ini metafora saja. Maksudnya pemerintah tapi dia sebut negara," kata Arbi di Jakarta, Kamis (22/3/2018). (nh)