Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto masih mempertimbangkan maju sebagai calon presiden di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Hal itu dikemukakan Prabowo usai bertemu Presiden PKS Sohibul Iman dan Sekretaris Jenderal PAN Edy Soeparno di kediamannya Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan.
Menurut Prabowo dalam pertemuan itu hanya sebatas membahas strategi pemenangan di Pilkada Jawa Barat 2018.
"Kami ini bicarakan Pilgub. Pilpres nanti. Kalau telenovela ada episode-episodenya," tutur Prabowo.
Dia menegaskan, keputusan maju di Pilpres 2019 akan disampaikan pada waktu yang tepat.
Sebagai mandataris Partai Gerindra, dia mengaku akan mendengarkan suara partai.
Namun, tidak menutup kemungkinan dirinya mau berpasangan dengan siapapun termasuk menjadi wakil presiden Joko Widodo di Pilpres 2019.
Hal ini didasari untuk mengutamakan kepentingan nasional.
"Apapun keputusan saya selalu mengutamakan kepentingan nasional dan rakyat yang terbaik untuk rakyat itu yang kami akan lakukan," kata dia.
Prabowo Subianto juga mengakui akan bertemu dengan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar. Prabowo menilai itu sebagai pertemuan biasa.
Mantan Danjen Kopassus itu mengaku sudah sering bertemu dengan pria yang akrab disapa Cak Imin tersebut.
"Iya biasa kan kalau saya ketemu dengan Cak Imin. Saya sudah sering ketemu dengan Cak Imin," tutur Prabowo.
Saat ditanya kapan pertemuan itu akan dilangsungkan, dia mengaku tidak menjawab.
Ditanya apakah bertemu Cak Imin membahas Pemilihan Presiden 2019, dia malah berguyon.
"Kok lebih tahu kamu?," kata dia.
Ditawari
Presiden PKS Sohibul Iman mengungkapkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto rupanya telah ditawari menjadi calon wakil presiden untuk Joko Widodo di Pilpres 2019.
Sohibul mengatakan dirinya telah mengobrol banyak dengan Prabowo terkait kemungkinan mantan Danjen Kopassus tersebut maju kembali dalam perhelatan pemilihan presiden.
Dari obrolan tersebut, muncul banyak cerita.
"Dari obrolan-obrolan bersama saya, beliau (Prabowo) mau maju. Dan saya sampaikan, bujukan itu bukan hanya ke PKS saja, ke Gerindra juga. Ke Gerindra mungkin bujukannya lebih dahsyat dari ke PKS," kata Sohibul.
Prabowo, kata Sohibul, mengaku sempat ditawari menjadi cawapres Jokowi.
"(Prabowo) ditawari cawapresnya Pak Jokowi juga. Kalau ke PKS nggak," ungkap Sohibul.
Lalu, apa jawaban Prabowo soal tawaran menjadi cawapres Jokowi?
Menurut Sohibul, Prabowo menolak tawaran itu.
"(Prabowo) nggak mau. 'Buat apa saya berjuang sampai seperti ini kalau jadi cawapres,'" tutur Sohibul, menirukan jawaban Prabowo kepadanya kala itu.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menegaskan bahwa seluruh kader Gerindra telah satu suara mendukung Ketua Umum Prabowo Subianto maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2019.
Dengan demikian, Fadli Zon membantah wacana untuk menyandingkan Prabowo sebagai calon wakil presiden Joko Widodo.
Fadli mengatakan, pencalonan Prabowo sebagai capres akan memberikan pilihan bagi masyarakat sebagai pemilih.
Sebab, jika Prabowo dicalonkan dengan Jokowi, tidak akan ada kekuatan penyeimbang.
Politisi Partai Golkar yang juga Ketua DPR Bambang Soesatyo menilai, menyandingkan Prabowo sebagai cawapres Jokowi dapat menghindari perpecahan antara kedua pendukungnya, baik di masyarakat maupun di parlemen.
Hal senada juga diungkapkan oleh Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani.
Ia menilai pertarungan Joko Widodo dan Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden 2019 berpotensi kembali memicu konflik horizontal yang cukup tajam di kalangan masyarakat.
Zulkifli Temui Mega
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengaku telah mulai menjajaki komunikasi dengan sejumlah partai menjelang Pemilihan presiden 2019 mendatang.
Dalam beberapa hari ke depan, Ia akan bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
"Megawati masih di Bali dan mudah-mudahan antara tanggal 5-8 (Maret) bisa ketemu," ujar Zulkifli.
Zulkifli mengaku mendahulukan untuk bertemu Megawati, karena merupakan pimpinan partai pemenang pemilu.
Sebagai partai pemenang, posisi PDIP menurut Zulkifli sangat strategis.
"Selain itu, beliau politisi paling senior. Perlu kita dengar pandangan-pandangannya," katanya.
Setelah bertemu dengan Megawati, Zulkifli mengaku akan menemui pimpinan partai lainnya, salah satunya Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
"Setelah mbak Mega baru yang lain," katanya.
PAN sendiri menurut Zulkilfi belum memutuskan akan berkoalisi dengan kubu mana dalam Pemilihan presiden mendatang.
Apakah akan bersama koalisi pemerintah atau koalisi di luar pemerintah. PAN baru bisa memutuskan arah koalisi setalah Rapat Kerja Nasional 2018.
"Kami akan Rakernas bulan April besok. Justru itu dalam partai kan kami enggak sendiri tapi perwakilan daerah-daerah, kami sampaikan berbagai pendapat dari berbagai kalangan dan pertimbangan, akan kami sampaikan pada pengurus partai lalu bisa diambil keputusan," kata dia. (Trb)