PSI dan Jokowi menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan kelompok Sembilan Naga

PSI dan Jokowi menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan kelompok Sembilan Naga

PSI dan Jokowi menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan kelompok. Wajar bila muncul dugaan bahwa PSI didanai orang-orang kuat di republik ini, mereka yang memiliki modal besar atau lebih dikenal sebagai 9 naga


Hadirnya Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang diduga kuat diisi para pendukung Ahok yang tergabung dalam TemanAhok telah memaksa PDIP lebih cepat mengumumkan pencapresaan Jokowi dari tradisi biasanya. Kita semua tahu bahwa PSI yang berkampanye sebagai partai anti korupsi baru saja mengadakan pertemuan dengan Jokowi, sangat disayangkan mereka membahas pilpres di istana.

Itu berarti PSI dan Jokowi menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan kelompok. Wajar bila muncul dugaan bahwa PSI didanai orang-orang kuat di republik ini, mereka yang memiliki modal besar atau lebih dikenal sebagai 9 naga diduga kuat dibelakang PSI. Kiranya PSI dijadikan "tunggangan" pemilik modal (9 naga) guna mengkudeta PDIP. Nilai tawar PDIP semakin rendah dihadapan Jokowi dengan adanya PSI.

Usaha mengkudeta trah-Soekarno di PDIP kali ini dilakukan melalui partai yang mengklaim diri sebagai partai anti korupsi namun baru saja melakukan blunder dengan membahas strategi pemilu dijam kerja dan kantor yang dibiayai negara. Usaha kudeta 9 naga terhadap PDIP pernah gagal dan kali ini melalui PSI arah kesana dicoba lagi. PDIP semakin tak dihargai Jokowi, PSI dianggap lebih penting bagi Jokowi.

Cepat atau lambat, suara PDIP akan mengalir ke PSI dan misi 9 naga untuk menghabisi PDIP akan sukses bila Megawati tidak waspada. Gesekan antara TemanAhok dan PDIP memang sempat meruncing pada saat Ahok sedang mengumpulkan KTP pencalonannya.

Kini, PSI dengan segala fasilitas yang dimilikinya serta sumber dana tak terbatas akan dengan mudah mengkudeta trah-Soekarno di PDIP. Misi ini diduga arahan dari pemilik modal yang menyebut diri mereka sebagai 9 naga. (*/ls)

Oleh: Don Zakiyamani
Penulis adalah Ketua bidang Sosial Politik Gerakan Pribumi Indonesia (Geprindo) (SM)

Catatan tambahan dari Code Lab yang kami ambil dari postingan lama.

Siapa saja sembilan naga itu ? Konon menurut jagad maya mereka adalah :

1. Tommy Winata, penguasa bank Artha Graha.
2. Sugianto (Aguan), dikenal tahun 70an sebagai penyelundup barang elektronik via Palembang.
3. Arief Prihatna (Cocong), pemain sejak tahun 75 an, urusan memasukkan barang lewat pintu belakang (mobil, elektronik, obat sinshe dari LN)
4. Edi Winata, bos Porkas dan bandar judi tahun 80 an.
5. Kwee Haryadi kumala (A Sie), spesialis pembebasan tanah.
6. Cahyadi Kumala (Sui Teng).
7. Arie Sigit, pengusaha ekstasi dengan omzet ratusan Millar sebulan.
8. Iwan Cahyadi Karsa (Eng Tiong), pt Sumber Auto graha yg telah membeli 14 ribu mobil Timor
9. Johnny Kesuma, pt Artha Graha Investama.

Cerita singkat tentang sepak terjang Sembilan Naga

Di dunia remang-remang, nama “Gang of Nine” menjadi legenda. Konon dibekingi Keluarga Cendana dan petinggi militer, segala sepak terjangnya hampir tak tersentuh. Taipan Tommy Winata bersama Sugianto Kusuma alias Aguan, disebut-sebut sebagai godfather-nya. Bisnis mereka terentang dari properti hingga judi, dari obat terlarang hingga otomotif. Benarkah ?


Dalam wawancara dengan TEMPO, Tommy membantah keras seluruh keterlibatannya disitu. Malah, “Gua baru dengar (nama kelompok itu) sekarang,” katanya. Tapi sejumlah sumber, termasuk mantan preman dan bandar judi Anton Medan, mempercayai keberadaannya.
*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda

No comments

Komentar anda sangat berguna untuk meningkatkan penulisan artikel