Ketua Majelis Kehormatan PAN Amien Rais mengatakan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tidak mungkin memberikan tiket pencalonan presiden untuk pemilu 2019 kepada pihak lain.
"Mengharapkan Pak Prabowo memberikan tiket itu ke orang lain rasanya mustahil," kata Amien saat ditemui di kediamannya, di Jakarta, Jumat (19/4).
Jadi, kecil kemungkinan Prabowo menjadi king maker? "Kecil," jawabnya.
Amien menyebutkan beberapa alasan. Pertama, Prabowo sudah merintis upaya membangun negeri sejak lama dan menghabiskan banyak logistik. Baginya, orang yang sudah bekerja keras akan menuai hasilnya suatu saat.
"(Prabowo) sudah habis berapa RpX. Sunnatullah, Allah akan memberikan (hasil bagi) orang yang sudah berpayah-payah, tidak tiba-tiba nyelonong," ujarnya
Kedua, elektabilitas Prabowo hanya berselisih tipis dari Presiden Joko Widodo. Hal ini tercermin dari hasil pilpres 2014 di mana raihan suara Prabowo hanya terpaut 6,28 persen dari Jokowi.
"Tinggal captive market dipertahankan lagi, ditambah yang kecewa-kecewa (kepada Jokowi) ini, mungkin (raihan suara Prabowo) bisa 50 sekian persen. Sudah cukup (untuk menang)," ujarnya.
Ia menambahkan, faktor calon wakil presiden juga akan menentukan capaian Prabowo pada pemilu 2019.
Ketiga, lanjut Amien, tak mudah mengangkat elektabilitas tokoh baru ketika pemilu 2019 tinggal tersisa setahun lagi.
"Mengangkat nama baru itu enggak mudah. (Pilpres) tinggal setahun. (Kalau) Mr X jadi capres, bisa enggak ngalahin (elektabilitas) Pak Prabowo itu?" cetusnya.
Sebelumnya, politikus Partai Gerindra Desmond Junaidi Mahesa mengatakan Prabowo berpeluang menjadi king maker dan menunjuk tokoh lain sebagai capres dari Gerindra. Beberapa nama di antaranya mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Ya, tokoh lain tergantung yang berkembang. Muncul hari ini Pak Gatot, ada Anies," kata Desmond di kompleks parlemen, Jakarta, Selasa (10/4).
Partai Gerindra kemudian resmi mengusung Prabowo sebagai capres pada pemilu 2019 dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) di Hambalang, Bogor, Rabu (11/4). (cnn)