"Bisa lihat Mas bajunya pada beda-beda, kita enggak ada nasi bungkus, nasi bungkus beli sendiri. Saya datang jauh-jauh dari Bojonegoro untuk sosialisasikan gerakan ini," kata relawan Rumah Pejuang Indonesia (RPI) cabang Bojonegoro, Edi Susilo di Bunderan HI, Jakarta Pusat, Minggu (28/4).
Sebelumnya Edi Susilo ditanya siapa koordinator atau yang membiayai gerakan tersebut.
Jelas dia, RPI merupakan salah satu ormas yang mengusung #2019GantiPresiden. Tujuannya mensosialisasikan gerakan ini agar di Pilpres 2019 mendatang Indonesia memiliki presiden baru.
"Kita menginginkan presiden baru di 2019, secara konstitusional, sah dan damai, jujur dan adil," terang Edi Susilo.
Ribuan orang yang mengenakan kaos #2019GantiPresiden beraneka macam coraknya, sambungnya merupakan suatu bentuk kesadaran tanpa ada papasan apalagi bayaran.
Hal ini menepis tuduhan pihak pemerintah bahwa massa #2019GantiPresiden adalah massa bayaran.
"Satu kaos itu Rp 50 ribu Mas, mereka beli dengan duit sendiri," demikian Edi Susilo.
Peserta gerakan aksi #DiaSibukKerja usai acara di depan Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (29/4), menerima nasi kotak dari panitia penyelenggara.
Dari pantauan dilapangan, panitia acara dengan selembar kertas berisi daftar peserta memanggil satu persatu peserta untuk dibagikan nasi kotak.
Yang pasti gerakan untuk mendukung Jokowi dua periode ini terkoordinir dengan rapi dan disertai logistik yang memadai.
Tidak jauh dari lokasi massa #DiaSibukKerja, di Bunderan HI massa dari gerakan #2019GantiPresiden mengkampanyekan pergantian presiden pada Pilpres 2019. (rus)
Foto twitter