Masjid boleh saja digunakan sebagai sarana penyampaian pesan-pesan politik, tetapi dengan batasan tertentu.
Begitu tanggapan Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto saat disinggung mengenai berpolitik di Masjid.
Menurutnya politik yang dimaksud bukan berarti kampanye atau mendorong umat untuk memilih pemimpin yang dijagokan. Melainkan politik untuk membangun peradaban.
"Pengertian politik itu politik yang mencerdaskan, politik yang menempatkan kekuasaan untuk rakyat. Itu hal yang positif dan bisa juga disampaikan," ujar Hasto di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (26/4).
Sebelumnya DPP PDIP menerima kunjungan silaturahmi Pimpinan Ikhwanul Muballighin yang berencana membentuk gerakan muballigh bela negara.
Menurut Hasto, langkah tersebut sejalan dengan keinginan PDIP dalam upaya menjaga Masjid sebagai tempat untuk membuat umat secara lahir dan batin menjadi warga negara yang baik.
"Jadi bukan politik yang memecah belah, tapi politik yang menumbuhkan rasa cinta kepada tanah air dan patriotisme," ujar Hasto. (nes)
Catatan :
Hasto Kristiyanto
Lahir Yogyakarta 7 Juli 1966 (umur 51)
Agama Katolik