Media saat ini banyak yang sudah tidak netral lagi dalam menyampaikan informasi, entah itu mendukung kelompok tertentu dan menyudutkan kelompok lain bahkan banyak yang memframing negatif terutama Islam, berita yang disampaikan tidak berimbang dan terlihat dimana media tersebut berpihak, entah itu karena ada yang mengintervensi atau alasan lain.
Contohnya yang saat ini heboh sebuah media yang menampilkan cover suatu berita tentang teroris dengan menggambarkan seorang ibu yang berpakaian syar'i dengan tangan kanan memeluk boneka dan tangan kiri di belakang punggung memegang bom.
Seolah-olah menggambarkan dibalik kelembutan seorang ibu yang taat agama ternyata seorang teroris yang jahat. Terlepas dari apa tujuan yang ingin di capai media tersebut tetapi ini bisa saja teropinikan di masyarakat denagn gambar tersebut.
Berita adalah informasi baru dan penting mengenai suatu peristiwa, keadaan, gagasan atau manusia yang menarik untuk diketahui masyarakat, fakta merupakan bahan mentah berita dan menjawab 6 pertanyaan dasar berupa 5W+1H (What, When, Where, Who, Why dan How)
Layaknya syarat sebuah berita perlu menjunjung tinggi nilai kebenaran, akurasi, kelengkapan, keberimbangan,keadilan atau sikap tidak berpihak dan kepekaan terhadap semua yang berkepentingan. (hafizansyari.blogspot.co.id)
Kekuatan media bisa mempengaruhi pola pikir pembaca bahkan mampu mengubah dunia, bayangkan jika informasi yang salah tetapi terus menerus diberitakan tanpa klarifikasi kebenarannya lama kelamaan akan teropinikan di masyarakat bahwa informasi itu benar.
Apa jadinya jika media-media besar seperti itu bisa mempengaruhi banyak pembaca yang dalam hal ini masyarakat di Indonesia yang mayoritas beragama Islam, hal pertama kali dipikirkan oleh pembaca bahwa pakaian muslimah itu identik dengan teroris dan pakaian seperti ini tidak aman di karenakan karena akan menimbulkan kecurigaan di masyarakat.
Begitu jahatnya media yang menggiring opini pada publik sehingga publik khususnya muslimah menjadi was was untuk mengenakan pakaian sesuai dengan syariat yang sudah di wajibkan atasnya sebagai umat muslim.
Lalu apa yang harus dilakukan untuk membendung berita yang lebih banyak merugikan ummat? Jawab nya jika opini jahat maka harus di balas dengan opini juga.saat ini media sosial menjadi media di mana pengguna nya bisa dengan mudah berparsitipasi dan berbagi.
Saatnya ummat sadar dan berjuang melalui media sosial untuk mamatahkan apa yang menjadi fitnah yang selama ini ditujukan ke pada umat Islam.
Belajar untuk selektif memilih berita, jangan mudah menyebarkan berita yang belum diketahui kebenarannya.dakwahkan Islam apapun medianya walaupun hanya copypaste dengan catatan informasi yang bisa dipertanggungjaawabkan kebenarannya.karena kita tidak pernah tahu postingan mana yang bisa menyadarkan publik tentang kebenaran.
Kiriman dari Media Oposisi (edited)