Ali dikeroyok oleh orang-orang berpakaian serba hitam di halaman DPP PBB, Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Sabtu malam (19/1) lalu. Pengawal Yusril Ihza Mahendra, Sinyo dilaporkan korban sebagai salah satu pengeroyok.
"Ini sudah direncanakan pengeroyokannya, karena sikap kritisnya Ali selama ini terhadap Ketum PBB (Yusril) dan pengeroyokan itu saat rapat pleno PBB yang membahas arah dukungan partai," kata Novel Bamukmin saat mendampingi Ali saat melaporkan pengeroyokan di Mapolres Jakarta Selatan, Jalan Wijaya, Jakarta Selatan, Senin (21/1).
Dengan laporan ini, Novel berharap agar kepolisian mengusut tuntas pengeroyokan terhadap Ali.
Ia tidak habis pikir markas partai yang saat itu ramai petingginya bisa dimasuki oleh orang-orang tak dikenal.
Ali Wardi (45) yang menjadi korban pengeroyokan sesama kader PBB kini mengenakan penyanggah leher.
Ia mengklaim sikap kritisnya yang memicu kejadian di halaman kantor PBB pada Sabtu malam (19/1) itu.
"Sejak Pak Yusril memutuskan menjadi penasihat hukum tim Jokowi, saya memang sangat kritis karena dia membawa dukungan ke 01. Sementara PBB satu-satunya partai yang berasaskan Islam, harusnya searah dengan ijtima ulama," jelas Ali kepada Kantor Berita Politik RMOL saat ditemui di Mapolres Jakarta Selatan, Jalan Wijaya, Jaksel, Senin (21/1).
Mantan Wakil Ketua DPC PBB Kabupaten Bogor ini menceritakan, berawal ketika ia mengikuti rapat pleno untuk memutuskan arah dukungan partai.
"Saat jeda saya ingin salat Isya, tiba-tiba beberapa orang mengerumuni saya, salah seorang meneriakkan 'kamu Ali Wardi ya' tanpa banyak bicara langsung memukul," ulas Ali sambil menunjukkan Kartu Tanda Anggota (KTA) PBB.
Seingat dia, ada sekitar 20-an orang berpakaian serba hitam nampak seperti orang-orang timur, yang mengeroyoknya.
"Saya pastikan mereka bukan kader, orang asing semua di sana," ucap kader PBB asal Pariaman tersebut.
Selang 10 menit kemudian ia dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Pertamina untuk pengobatan sekaligus visum.
Ali pun menunjukan kondisi tubuhnya saat ini terutama pada bagian punggung dan kepala masih tampak lebam-lebam.
"Dokter bilang, saya harus rawat jalan, leher, kepala ini semua masih bengkak," imbuhnya.
Saat pengeroyokan terjadi, ia sempat berpikir akan dihabisi karena sebelum kejadian seringkali menerima teror ancamam baik melalui pesan singkat maupun di sosial media.
"Sudah sering saya ditelepon, SMS, ngancam-ngancam tapi tidak pernah surut saya," tegas Ali.
Namun yang pasti, kata Ali, dari semua orang yang mengeroyoknya itu ada Sinyo dikenal sebagai pengawal Yusril.
"Dia salah satu yang memprovokasi pada saat itu, dan ikut injak-injak saya," jelas Ali. (IDHAM ANHARI)