Memang pantas jika Jogjakarta di juluki kota yang kaya akan budaya di Indonesia. Jogjakarta di pimpin oleh seorang raja yakni Sri Sultan Hamengkubuwono yang begitu di hormati dan di segani oleh semua lapisan masyarakatnya.
Jogjakarta yang kental akan budayanya mempunyai banyak cerita rakyat yang menarik untuk di ulas, salah satunya adalah Tradisi penyembelihan boneka pengantin Bekakak di Gunung Gamping, Ambarketawang, Kab. Sleman Jogjakarta.
Yaitu sesosok pasangan yang berwujud boneka dari seorang Abdi Dalem keraton NgaJogjakarta Hadiningrat dalam posisi duduk bersila. Menurut cerita, konon upacara ini bermula dari sebuah kecelakaan yang menimpa dua orang Abdi Dalem (pegawai keraton) di Gunung Gamping dan jasadnya bak hilang ditelan bumi.
Setelah prosesi penyembelihan selesai, dilanjutkan dengan penyebaran gunungan dan potongan tubuh bekakak kepada seluruh warga yang hadir. Warga sekitar pun masih mempercayai tradisi ngalap berkah dari potongan bekakak atau isi gunungan, Akhirnya gunungan pun saling diperebutkan guna mendapatkan berkahnya.
Ada yang unik dalam prosesi upacara adat ini, yakni sekelompok anak yang berperan sebagai anak genderuwo. Anak-anak yang jumlahnya sekitar 50-an tersebut didampingi oleh sepasang genderuwo yang mengawal pengantin bekakak.
Anak-anak genderuwo menggambarkan lelembut sedang bersuka cita karena akan mendapatkan korban berupa sepasang pengantin dari Keraton.
Pembuatan Boneka Pengantin Bekakak
Boneka pengantin bekakak tersebut dibuat dari singkong yang di giling kemudian dibentuk menjadi sepasang pengantin, lengkap dengan segala pakaian kebesarannya, didalam boneka di isi air gula merah (gula jawa) sebagai ganti darah..
Semoga budaya yang kita miliki tidak luntur dimakan jaman dan di akusisi oleh Negara-negara lain. Bagimana pun budaya adalah peninggalan nenek moyang yang harus tetap dijaga agar anak cucu kita bisa menikmati di masa mendatang.