Bill Clinton dan campur tangan Cina Indonesia

Bill Clinton dan campur tangan Cina Indonesia


Publik mungkin lupa, pada era suksesi Bill Clinton terjadi campur tangan salah satu Cina Indonesia, bahkan bukan hanya sekedar jabat tangan seperti yang dilakukan ketua DPR Setya Novanto. Pada suksesi Bill Clinton James Riyadi terlibat didalam mendanai kampanyenya. Dan pada kampanye pemilihan presiden AS tahun 1996 tersebut, Bill Clinton terpilih menjadi presiden AS untuk kedua kalinya.

Dua tahun kemudian, 1998, pada saat rakyat Indonesia semakin banyak yang miskin dan kelaparan karena krisis ekonomi serta krisis moneter, Senat AS melakukan penyelidikan atas skandal keuangan dana kampanye pemilihan presiden. James Riyadi terkena kasus itu, kemudian dia diharuskan membayar denda US$ 8,6 juta karena sumbangannya kepada Partai Demokrat AS melebihi batas.


Tahun 2010, koran terbesar di AS Washington Post menurunkan berita tentang bagaimana James Riyadi yang sudah dilarang memasuki AS sejak skandal dana kampanye tahun 1996 itu, tiba-tiba mendapat visa masuk.

Jika kita memperhatikan cerita diatas, persoalan jabat tangan dan kehadiran seorang Ketua DPR beserta anggotanya pada konferensi press (bukan kampanye) Donald Trump, menjadi terlihat kecil dibandingkan dengan yang telah dilakukan James Riyadi, dimana dia juga ikut mengantarkan Jokowi menjadi RI 1.


Tapi mengapa tidak ada yang mengkritisinya. Ketika rakyat Indonesia sedang ramai menunggu penetapan hasil Pilpres, James Riyadi mengundang Bill Clinton datang ke Indonesia hal tersebut menjadi polemik kemudian muncul rumor bahwa kedatangannya Bill Clinton adalah untuk memback up salah satu capres yaitu Jokowi.

Siapakah James Riyadi ?
James Tjahaja Riyadi dilahirkan di Jember, 1957,anak dari pasangan Mochtar Riyadi dengan Suryawai Lidya. Sejak usia 8 tahun disekolahkan oleh ayahnya di Macau, kawasan Cina Selatan yang merupakan salah satu pusat bisnis, perjudian, dan pelacuran sampai Perang Dunia II di bawah penjajahan Portugis.

Macau adalah simpul penting jaringan pengusahan Cina perantauan di seluruh dunia. James bersekolah selama 4 tahun di Macau, lalu melanjutkan sekolahnya di Australia. Kini dia menjadi Deputy Chairman Lippo Group.

*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda