Dunia remang-remang kehidupan para pengusaha Cina di Indonesia

Dunia remang-remang kehidupan para pengusaha Cina di Indonesia

Segala sepak terjangnya hampir tak tersentuh karena bekingan yang kuat dari penguasa jaman itu


Godfather adalah sebuah film kriminal Amerika tahun 1972, yang disutradarai oleh Francis Ford Coppola dan diproduksi oleh Albert S. Ruddy dengan skenario oleh Mario Puzo dan Coppola.

Dibintangi oleh Marlon Brando dan Al Pacino sebagai pemimpin dari keluarga kriminal di New York, ceritanya berfokus pada transformasi Michael Corleone yang berasal dari luar keluarga yang kemudian menjadi bos Mafia yang kejam.

Cerita fiksi yang di filmkan tersebut mirip dengan cerita para Godfather kalangan pengusaha Cina di Indonesia yang lebih dikenal dengan istilah “Gang of Nine” yang menjadi legenda karena bekingan dari petinggi militer..

Segala sepak terjang “Gang of Nine” ini hampir tak tersentuh karena bekingan yang kuat dari penguasa jaman itu..

Taipan Tommy Winata-bersama Sugianto Kusuma alias Aguan disebut-sebut sebagai godfather-nya. Bisnis mereka terentang dari properti hingga judi, dari obat terlarang hingga otomotif. Mari kita bahas satu-satu anggota nya..


  • Tommy Winata alias Oe Suat Hong mengendalikan Bank Artha Graha, yang dulu bernama Bank Propelat, milik Kodam Siliwangi. Bank Artha Graha adalah pilar utama kerajaan bisnisnya selain itu PT Danayasa Arthatama Tbk, mengelola Sudirman Central Business District (SCBD) atau pusat kasawan bisnis terpadu adalah milik Tommy Winata cs. Lot 6 SCBD kelak akan dibangun menara tertinggi di indonesia.
  • Sugianto Kusuma (Aguan) Nama ini mulai dikenal orang ketika pada 1970-an terlibat penyelundupan barang elektronik via Palembang. Dialah yang memperkenalkan Tommy Winata dengan Angkatan Darat atau Yayasan Kartika Eka Paksi semasa Edi Sudradjat menjabat KSAD
  • Yorrys T. Raweyai (Thung Hok Liong) Ketua Umum Pemuda Pancasila ini bertindak sebagai “panglima” yang mengamankan operasi jaringan di lapangan.
  • Arief Prihatna (Cocong) Menurut info pemain lama (sejak 1975) urusan memasukan barang lewat pintu belakang. Ia bergabung dengan Tommy sekitar 1985 dan punya jaringan luas di kalangan militer.

    Ia rutin mengirimkan “upeti” berupa barang elektronik ke kalangan tentara dan polisi. Tak mengherankan, ia mulus memasukkan mobil mewah, barang elektronik, serta obat tradisional (Cina) dari Singapura, Thailand, Taiwan, dan Hong Kong.
  • Edi “Porkas” Winata nama di tengah muncul karena reputasinya sebagai bandar judi Porkas (prusahaan milik Sigit Hardjo Yudanto). Dia dikenal sebagai “tangan kanan” Tommy Winata dalam bisnis ini.

    Menurut Anton Medan, beberapa nama berada di bawah lindungan Tommy pula. Di Jakarta, menurut sebuah sumber, pusat operasi mereka-lewat permainan mickey mouse, rolet, bakarat, black jack, dll berlokasi di Pertokoan Duta Merlin, Jalan Ketapang, dan Jalan Kartini.

    Belakangan, pusat operasi itu dipindahkan ke Jalan Kunir di kawasan Kota, yang kini dikenal sebagai markas “Konsorsium Judi Indonesia” jelas bukan nama organisasi resmi dengan Edi porkas winata sebagai pemimpinnya.
  • Kwee Haryadi Kumala (A Sie) Bersama kakaknya, Cahyadi Kumala (Sui Teng), Haryadi adalah spesialis pembebasan tanah. Anton Medan juga menyebut keterlibatan Teddy Hwat dan Robert Kardinal (saudara Yorrys) dalam urusan tanah ini. Dalam urusan tanah ini mereka banyak bekerja sama dengan Bambang Trihatmodjo, misalnya di Jonggol dan Sentul.

    Rumornya beberapa aset Cendana saat ini telah dialihkan ke Tommy Winata: Jonggol (3.200 hektare), Cikarang (5.000 hektare), Sawangan, Sentul, Cikampek, dan perkebunan kelapa sawit di Sumatra Utara (25.000 hektare).
  • Arie Sigit, Arie mengenal Tommy lewat pamannya, Bambang Tri. Arie sigit punya bisnis sampingan menarik, misalnya ekstasi, dengan omzet ratusan miliar per bulan. Jaringan bisnis meliputi Bandung, Medan, Jawa Tengah, Yogya, Surabaya, dan Bali, selain Malaysia hingga Australia.

    Pemasok utama “komoditas” ini adalah Hong Lie, sekarang menjadi buronan yang dikaitkan dengan pembunuhan Nyo Beng Seng. Hong Lie sekarang bermukim di Hong Kong. Menurut sumber, salah satu lokasi “perakitan” ini, di Tangerang, pernah digerebek polisi pada 1998 lalu, tapi kasusnya dipetieskan.
  • Iwan Cahyadi Karsa (Eng Tiong) Melalui PT Sumber Auto Graha (SAG) Iwan membeli 14 ribu unit mobil Timor. SAG memperjualbelikan mobil mewah completely built-up yang diselundupkan Arief Cocong.
  • Johnny Kesuma melalui PT Artha Graha Investama, dia adalah orang kepercayaan Tommy di bidang investasi.
Baca juga Untold story Jakarta undercover menelusuri lorong perjuadian

Sumber Internet.
*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda