Piala Presiden dan simbol kebohongan atau suka ingkar janji

Piala Presiden dan simbol kebohongan atau suka ingkar janji


Piala Presiden Jokowi menggunakan bahan yang terbuat dari kayu, apakah ini representasi dari simbol kebohongan Jokowi, dimana selama ini ucapan Jokowi banyak yang tidak sesuai, sering ingkar janji. Piala yang terbuat dari kayu ini di pahat oleh seniman asal Kabupaten Gianyar Bali, bernama Ida Bagus Ketut Lasem.

Kita tentu pernah mendengar cerita tentang boneka dari kayu berhidung panjang. Ya, itulah Pinokio. Boneka yang terkenal dengan sifat ingkar janjinya atau suka berbohong, dan pemalas. Selain itu, Pinokio juga digambarkan akan kenaifan dan kebodohannya.


Ngomong-ngomong soal Pinokio, kita bisa menyaksikan pertandingan sepak bola Piala Presiden yang digelar oleh sebuah perusahaan swasta PT Mahaka Sports and Entertainment. Pihak perusahaan menyediakan sebuah piala bagi pemenangnya yang terbuat dari kayu, dimana umumnya piala untuk pertandingan sepak bola sekala besar terbuat dari bahan logam seperti perak atau emas sebagai simbol kemenangan, sebagai apresiasi atas prestasi yang telah dicapai sebuah tim.

Jika Ida Bagus Ketut Lasem sukses membuat trophy untuk sepak bola, maka seniman asal Solo yang bernama I Gede Amat lebih dulu membuat patung mirip Jokowi terbuat dari kayu Sonokeling yang diambil dari hutan daerah Blora Jawa-Tengah.

Mungkinkah pihak penyelenggara Piala Presiden Jokowi PT Mahaka Sports and Entertainment terinspirasi patung dari kayu pahatan seniman asal Solo I Gede Amat ?, entahlah.


Bohong sangat erat kaitannya dengan moral seseorang. Setiap guru dan orangtua pasti selalu melarang anak-anak mereka berbohong dan harus bersikap jujur.

Namun, apa benar larangan yang tertuang dalam setiap norma tersebut memang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari? Atau jangan-jangan memang secara tak sadar, sejak dahulu kita sudah mengajarkan anak cucu untuk mencari kambing hitam kesalahan pihak lain dan tak mencoba bersikap jujur.

Peneliti Kajian Budaya Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati membeberkan beberapa kasus nyata yang banyak diterapkan oleh para orangtua di Indonesia. Bahkan Devie berani mengatakan bahwa budaya yang banyak diajarkan di Indonesia yakni budaya kambing hitam yang memang sudah sering diajarkan sejak kecil.

Saat anak menangis karena terjatuh justru tak dibiasakan berbesar hati mengakui kesalahannya. Tetapi orangtua cenderung menyalahkan pihak lain. “nakal nih lantainya", ini salah satu contoh anak tidak perlu jujur. [bv]

Disarikan dari berbagai sumber.
Foto ilustrasi Google.
*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda