Tentu banyak yang sudah mendengar tentang negeri kecil yang bernama Singapura bahkan mungkin sebagian pernah mengunjunginya.
Singapura boleh diakatan negara kota, karena negeri ini luasnya kurang lebih sama dengan Jakarta, namun jangan ditanya, Singapura sangat makmur, padahal Singapura tidak memiliki Sumber Daya Alam yang dapat di olah atau tanah pertanian untuk mencukupi kebutuhan pangan rakyatnya.
Lalu dari mana Singapura memperoleh penghasilan ? Negeri ini memperoleh penghasilan dari para tauke yang menjarah kekayaan Indonesia kemudian menyimpan uang hasil jarahanya di Negeri ini.
Karena banyak para tauke Indonesia yang menyimpan uangnya di Singapura, negeri kecil ini mampu menguasai Indonesia negeri yang begitu besar dengan Sumber Daya Alamnya yang melimpah,
Singapura bisa menguasai telekomunikasi milik Indonesa, seperti membeli Telkomsel dan Indosat, Uang para tauke yang di simpan di perbankan Singapura diputar untuk membeli aset-aset strategis milik Indonesia.
Salah satu trik kecurangan para taoke dalam mengelabuhi Indonesia.
Permasalahan yang bersifat struktural mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak maksimal. Salah satunya adalah transfer pricing yang menyebabkan hilangnya potensi penerimaan pajak.
Transfer pricing adalah kebijakan perusahaan dalam menentukan nilai transaksi berupa barang, jasa, harta tak berwujud, atau transaksi finansial. Dalam transfer pricing kerap terjadi transaksi dengan nilai tidak wajar. Bisa menaikkan atau menurunkan harga dalam transaksi.
Dalam transaksi ekspor, hal tidak wajar yang sering terjadi adalah menurunkan nilai penjualan. Tujuannya agar keuntungan tampak tipis, sehingga bisa mengurangi pajak. Transaksi transfer pricing tidak wajar dilakukan dengan cara mengirimkan produk dari perusahaan di Indonesia ke perusahaan yang sama di luar negeri. Baru kemudian dikirimkan ke negara tujuan.
Perusahaan di Indonesia ekspor produk ke Amerika senilai USD100. Tapi barang tersebut diekspor dulu ke perusahaan yang juga miliknya di Singapura senilai USD60, baru kemudian dari Singapura diekspor ke Amerika dengan harga USD100, sehingga USD40 berada di Singapura.
Jadi itulah kenapa dolar kita banyak tersimpan di sana. Singapura besar karena Indonesia,
Seperti diberitakan di berbagai media, diperkirakan potensi kehilangan akibat transfer pricing lebih dari Rp.1.000 triliun per tahun. Selain dolar terparkir di negara lain, praktek tersebut membuat cadangan devisa Indonesia sedikit. Untuk diketahui cadangan devisa Indonesia per akhir September 2015 hanya USD 101,72 miliar.
Akibat dari praktek transfer pricing rugikan Indonesia, dan besarkan Singapura. (dbs)