Proyek ambisisus bela negara dari Menhan Ryamizard Ryacudu

Proyek ambisisus bela negara dari Menhan Ryamizard Ryacudu



Indosat dan telkomsel saja dijual ke pihak asing, padahal kedua BUMN bidang telekomunikasi ini sangat penting untuk mengamankan data komunikasi selain untuk mempersatukan Wilayah RI yang sangat luas, selain itu, e goverment yang banyak berisi data penting tentang pemerintahanpun di kelola oleh negara kecil Singapura bekerjasama dengan Singtel, jika melihat kondisi tersebut, maka wacana baru bela negara, tidak sinkron dengan keadaan yang ada, sangat bertolak belakang.

Yang jadi pertanayaan adalah apa yang mau dibela ?
Wacana Bela Negara yang digadang-gadang Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, target 100 juta personel dalam sepuluh tahun tidak realistis.

Mengapa ?
"Dilihat dari targetnya ini berarti 10 juta orang per tahun atau 833 ribu orang per bulan. Jumlah ini sangat fantastis dibandingkan dengan sarana pelatihan yang dimiliki Badiklat (Badan Pendidikan dan Pelatihan) Kemenhan yang hanya mampu menampung 600 orang saja,"

Jika dalam kurun waktu lima tahun ke depan dilatih 50 juta orang dengan anggaran pelatihan Rp 10 juta per orang, maka dibutuhkan anggaran sekitar Rp 500 triliun. "Lalu, uangnya dari mana? Untuk anggaran TNI dalam pengadaan alutsista saja pemerintah malah menguranginya,"

Saat ini, menurut Anggota Komisi I DPR TB Hasanuddin, TNI masih kekurangan anggaran sebesar Rp 36 triliun untuk pembelian alutsista. Jika anggaran itu tidak dipenuhi, ia memprediksi, rencana strategis tahap kedua untuk pembangunan Minimum Essential Force (MEF) pada 2019 mendatang tak akan tercapai.

Mayjen TNI (Purn) Supiadin Aries Saputra juga menyoroti persoalan anggaran tersebut. Supiadin mengatakan, saat ini pemerintah telah memotong anggaran belanja pertahanan dan TNI pada penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016.

Sebagaimana diketahui menurut Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan Mayor Jenderal Hartind Asrin menuturkan, pusat pelatihan tersebut mampu menampung 600 orang. Di lokasi tersebut disediakan berbagai fasilitas, seperti ruang kelas, poliklinik, hingga sarana olahraga.

"Pusat pelatihan itu dibangun di atas lahan seluas 7 hektar dan akan berfungsi sebagai sentra pelatihan bela negara per 1 Januari 2016," kata Hartind.

Dari berbagai sumber.
*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda