Pasar ekuitas global kehilangan uang US$2,08 triliun pada akhir pekan lalu setelah Inggris memilih keluar dari Uni Eropa (Brexit).
Menurut Standard & Poor's (S&P), jumlah itu adalah kerugian terbesar harian yang pernah terjadi, mengikuti kebangkrutan Lehman Brothers selama krisis keuangan 2008 dan Black Monday pasar saham di 1987.
Seperti dilansir Reuters, pasar global tergelincir menyusul hasil tak terduga dari referendum pada 23 Juni lalu, di mana warga Inggris memilih untuk menarik diri dari Uni Eropa dengan kemenangan sebesar 52 persen.
Pasar di daratan Eropa terkena imbasnya, dengan bursa di Milan (FTMIB) dan Madrid (IBEX) yang masing-masing turun lebih dari 12 persen untuk kerugian terbesar yang pernah terjadi. Sementara indeks acuan Inggris (FTSE 100) sempat turun 9 persen pada perdagangan Jumat, tetapi kemudian ditutup melemah 3,15 persen.
Sementara itu, imbas Brexit telah dimulai di Asia, dengan indkes Nikkei N225 Jepang turun 7,9 persen, yang kemudian menyeret Wall Street Amerika Serikat di mana S&P 500 turun 3,6 persen.
Mohit Bajaj, Direktur Perdagangan ETF WallachBeth Capital LLC di New York mengatakan, tingginya tingkat aksi jual karena investor salah membaca hasil referendum dengan bertaruh kepada hal yang sebaliknya.
"Orang-orang memposisikan diri lebih lama karena mereka pikir pasar kembali menguat. Kami tahu bahwa kami akan melakukan aksi jual cukup besar dan orang-orang akan terkejut," katanya dalam riset, dikutip Senin (27/6).
Kerugian pasar ekuitas global itu berhasil dihitung menggunakan Global Broad Market Index (BMI) dari S&P. Indeks tersebut mencakup pasar ekuitas di 47 negara.
Penurunan kapitalisasi pasar pada Jumat lalu tercatat sebesar 4,7 persen. Persentase penurunan terbesar sebelumnya itu 6,92 persen pada 15 Oktober 2008, ketika pasar panik tentang resesi. (cnn)