Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sangat rasis dan dalam kebijakannya memecah-belah pribumi.
“Ahok sudah membuat runtutan peristiwa yang dimulai dari pecah-belahnya pribumi di ibukota sampai tatanan yang ada di dalam Pemerintahan DKI Jakarta,” kata aktivis politik Akhsany Taqwim kepada suaranasional, Jumat (26/8).
Kata Ahsany Taqwim, manajemen Konflik yang dimainkan oleh Ahok dimulai dari dalam tatanan pemerintahan yang sengaja menabrak aturan Perundang-Undangan sampai dengan perebutan kekuasaan demi konco-konco satu ras-nya.
“Menempatkan pengusaha-pengusaha satu ras dengan dia untuk mengatur hasil rampokan uang negara dalam BUMD (mayoritas BUMD nya China) dan lain-lain,” ungkap Ahsany Taqwim.
Ahsany mengatakan, Ahok menghilangkan pribumi secara perlahan dengan menggusur sana-sini lalu menempatkan di Rusun agar secara perlahan mantan Bupati Belitung Timur menagih pajaknya. “Tukang palak dan lain-lain,” tegas Ahsany Taqwim.
“Perbuatan Ahok telah memporak-porandakan kesatuan dan persatuan yang diatur sedemikian rupa secara masif terstruktur sehingga berujung adu domba seperti pribumi lawan pribumi sampai aparat lawan pribumi,” pungkas Ahsany Taqwim. (sn-1)
Tolak Gusur Belakang Glodok, Ahok Berpihak Warga Keturunan China dan Tindas Pribumi
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menolak penggusuran bangunan di belakang Glodok Plaza menandakan mantan Bupati Belitung itu berpihak pada warga keturunan China.
“Belakang Plaza Glodok itu warga keturunan China semua, makanya Ahok belain. Beda jika dihuni warga pribumi, langsung dihajar sama Ahok,” kata aktivis politik Ahmad Lubis kepada suaranasional Selasa (23/8).
Kata Lubis, penolakan Ahok untuk menggusur bangunan di belakang Plaza Glodok menandakan orang nomor satu di Jakarta ini sangat diskriminasi. “Ini sangat diskriminasi dan punya keberpihakan kepada warga keturunan China,” jelas Lubis. (sn-2)