Dalam Rakornas Gerindra, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto bulat menyatakan akan maju sebagai calon presiden. Namun nampaknya, jalan Prabowo menuju ke pencapresan penuh intrik.
"Misalnya, tiba-tiba ada opini Prabowo lebih tepat menjadi cawapres Jokowi. Atau hasil survei yang menyatakan elektabilitas Jokowi makin jauh meninggalkan Prabowo," ujar Ketua Presidium Perhimpunan Masyarakat Madani (PRIMA) Sya'roni (Selasa, 24/4).
Agar tidak dipermainkan oleh opini, saran Sya'roni, sebaiknya Prabowo memutuskan kerja sama koalisi Pilkada dengan PDIP. Dengan memutus seluruh kerja sama koalisi politik dengan PDIP, maka semakin nyata kalau Prabowo siap bertarung total dengan Jokowi yang berasal dari PDIP.
"Misalnya, untuk Pilkada Jatim, Gerindra menarik dukungan untuk pasangan Gus Ipul dan Puti yang diusung oleh PDIP. Kalaupun pasangan ini menang pasti diklaim sebagai kemenangan PDIP," katanya.
Selanjutnya, kata dia, Gerindra lebih baik fokus melakukan konsolidasi menggalang kekuatan untuk pencapresan Prabowo.
"Jatim salah satu lumbung suara nasional, maka jangan buang-buang waktu mendukung calon yang didukung oleh PDIP," tukas Sya'roni.(rmol)