Cerita ini merupakan lanjutan dari episode 1 (satu) yang belum selesai dari 8 (delapan) episode. Mengapa dipecah ? karena cerita ini teramat panjang jika dijadikan satu, ingat cerita ini tak ditulis di buku, tapi cerita online, pembagian tersebut bertujuan untuk menjaga kesehatan mata.
Membaca Online sangat berbeda dengan membaca buku, membaca online ada pengaruh radiasi sinar dari gadget atau computer / laptop yang anda pakai. pembagian episode untuk menjaga agar mata tak lelah dan sakit.
Namun..., untuk membaca cerita ini sebaiknya anda mengikuti alur cerita sebelumnya, sehingga anda dapat memahami secara utuh apa yang terkandung dalam isi cerita, jika anda tak mengikuti dari awal, maka informasi yang akan anda perolehpun cuma potongan tidak utuh. Klik disini untuk membaca cerita sebelumnya.
Cuplikan cerita sebelumnya...
Dapat disimpulkan bahwa bisnis Bank Lippo adalah bisnis normal yang digunakan untuk bisnis manipulatif, yang kemudian membuat Lippo memiliki bisnis normal hasil rampasan, yang digunakannya lagi untuk memanipulasi investor agar berinvestasi padanya dan mencuri uang mereka.
Lanjutan....
Untuk melakukannya, mereka memerlukan senjata. Apa saja senjata itu ? Senjata Lippo adalah :
1. Koneksi Pemerintah
2. Citra yang baik
3. Pameran Kemewahan
4. Menjual mimpi
5. Network yang luas dan powerfull
6. Serangan gelap
7. Tumbal
Analisa :
Dalam contoh yang disebutkan sebelumnya, Lippo Bank masuk dalam Network yang luas dan powerful. Melalui Bank itu, kita dapat memperoleh bocoran kekuatan.
Sasaran :
1. Bisnis apa mereka ?
2. Perputaran rekening mereka
3. Kemana saja mereka mentransfer uang mereka ?
4. Siapa supplier ?
5. Siapa Customer ?
Melalui Bank ini juga dia memperbesar networknya yang powerful dengan mengetahui siapa supplier dan customer anda. Secara diam-diam mereka akan menjalin relasi.
Setelahnya anda akan ditawari kredit. Ini masuk pada bagian menjual mimpi. Dengan begitu anda akan membiarkan diri anda digiring ke penjagalan, dengan cara membuka rahasia bisnis anda.
Setelah itu dia akan memanfaatkan kembali networknya yang sudah bertambah kuat itu untuk menekan anda dan membuat bisnis anda bangkrut sebelum akhirnya dia datang sebagai juru selamat.
Disini kita sudah membahas tentang nomor 4 (menjual mimpi) dan no 5 (Network yang luas dan powerful). Lalu bagaimana dengan 4 poin yang lain ? mari kita bahas satu per satu.
Koneksi pemerintah
Sepanjang kariernya, Mochtar Riady selalu berkoar kalau dirinya tidak pernah memanfaatkan koneksinya di pemerintahan untuk kepentingan pribadi. Terus terang itu omong kosong.
Ini mengingatkan saya pada masa kecil saya. waktu itu, jika tercium bau kentut biasanya pelakunya adalah dia yang teriakannya paling besar untuk mencari tersangka. Woiiii siapa yang kentut neh ?
Seperti kata pepatah :
Orang baik tidak akan menyebut dirinya baik, orang kaya tidak akan menyebut dirinya kaya. Mereka yang berlaku demikian adalah orang yang tidak yakin akan kekayaan mereka dan tidak yakin akan kebaikan mereka.
Lippo jelas memanfaatkan sekali koneksi pemerintahan ini untuk berbagai kepentingan pribadi. Tapi memang, cara kerjanya jauh lebih halus daripada orang kebanyakan. Yang meminta proyek kemudian membag i- bagi jarahan dengan korupsi.
Yaitu :
1. Membuat agar pemerintah tutup mata terhadap model bisnis mereka yang tidak etis. Ini terkait dengan cerita jebakan Bank yang kita sempat bahas sebelumnya. Kenapa praktek yang sudah terendus umum ini bisa terus berjalan tanpa tindakan pemerintah ? Konon karena pihak terkait adalah orangnya dia.
2. Mendorong agar pemerintah mengesahkan aturan yang sesuai dengan kebutuhan mereka untuk mengumpulkan kekayaan atau menyingkirkan pesaing.
3. Mendapat bocoran akan informasi rahasia negara.
4. Memanfaatkan aparatur negara untuk menghambat mereka yang harus di hambat atau memuluskan keinginan mereka.
Beberapa kejadian sejarah membuktikan ini :
1. Pada krisis moneter 1998, semua orang tahu kalau Lippo adalah bank busuk. Namun dia berhasil lolos dari pengambil alihan oleh negara antara 1997-1998
2. Pada saat pemerintah mengumumkan rekap. Yang mana pemerintah bersedia mensubsidi bank-bank sakit dengan mengeluarkan surat utang negara. Lippo tiba-tiba saja menjadi bank sakit dan menjadi bank swasta pertama yang menerima dana rekap lebih dari 6 trilyun rupiah.
3. Saat ekonomi pulih, Sebuah konsorsium asing yang aneh tiba-tiba saja membeli bank lippo dengan harga Cuma 1 trilyun.
4. Dan lain sebagainya. Lalu bagaimana dukungan Lippo terhadap Jokowi baru-baru ini ? tentu saja tidak gratis.
Lippo memiliki jaringan rumah sakit Siloam yang sangat luas. Sebuah tantangan tersendiri jika ingin membuatnya tetap bernafas. Maka itu Lippo memerlukan jaminan pemasukan yang diperolehnya dari BPJS.
Tapi jika sampai disana, bukanlah Lippo namanya. Dalam beberapa desas desus yang berhasil saya telusuri, Lippo konon meminta posisi bagi orangnya untuk ditempatkan di kementrian kesehatan atau dinas kesehatan (saya tidak ingat).
Alasananya sangat masuk akal, yaitu karena banyaknya pejabat Indonesia yang tidak benar maka beresiko pencairan BPJS untuk Siloam di hambat.
Jokowi katanya sih tidak menaruh curiga dan langsung menyetujuinya. Nah disini dia memanfaatkan posisinya untuk menunda atau menghambat pembayaran BPJS dari rumah sakit lain yang jadi sasarannya.
Dengan dicekiknya pembayaran BPJS, rumah sakit itu akan kesulitan cash flow dan akhirnya dapat dia beli dengan murah.
Cara diatas itu berhasil beberapa kali, tapi katanya sih tidak selalu berhasil. Alasannya karena bukan Cuma dia saja yang menyusupkan orangnya di dinas kesehatan.
Kisah tentang Siloam ini sebenarnya lebih rumit lagi, dan digunakan untuk tujuan yang lebih mengerikan oleh grup Lippo. Tapi untuk sementara cukuplah sampai disnii. Saya akan ceritakan lagi perihal ini di bab yang selanjutnya.
Citra yang baik
Lippo bisa terus mencelakakan banyak orang, tidak lain dan tidak bukan adalah karena dia berhasil membuat orang lengah melalui citra baik yang dia bangun.
Citra sebagai seorang Kristen yang taat Citra sebagai seorang misionaris Menjadi pendeta Membangun gereja Lulusan Teologi Membangun sekolah Membangun rumah sakit.
Citra sebagai pebisnis yang memiliki pandangan jauh kedepan dan ahli dalam mengelola bisnis Dan yang terakhir adalah menulis buku yang isinya puji pujian pada dirinya sendiri.
Jaman dahulu saat orang masih terbuai oleh citra ini, setiap kali Lippo go public orang akan berbondong-bondong membelinya. Harganyapun dia goreng sampai 10 kali lipat, hanya untuk dihancurkannya kemudian dan dibelinya dengan harga lebih murah.
Detil akal-akalan ini akan saya bahas kemudian di bab lain.
Pameran Kemewahan
Satu lagi cara Lippo untuk mebius lawan-lawannya. Dia akan dengan royal mentraktir anda dengan Rols Roys, Helikopter, Gedung-gedung megah, dan makanan enak, disertai puji-pujian oleh karyawan pada bos mereka, untuk membuat anda rendah diri atau lengah.
Setelah lengah dan rendah diri, anda akan dengan mudah digiring untuk menanda tangani perjanjian yang berat sebelah sebelum akhirnya dimakan olehnya. Detil tentang hal ini juga akan saya bahas di bab-bab berikutnya.
Serangan gelap
Adalah cara untuk menyingkirkan penghalang ataupun potensi musuh oleh Lippo. Tidak semua orang bisa dengan mudah dia kelabui. Ada orang-orang yang dengan gigih melawan mereka. Pada orang-orang ini, Lippo tidak segan-segan melenyapkan mereka dengan serangan gelap. Serangan gelap ini seringkali bertujuan untuk membunuh.
Ya, anda tidak salah baca. Ini sungguh serangan gelap untuk menyingkirkan lawan dengan cara membunuhnya. Ini adalah poin yang mungkin bagi pembaca sangat sulit untuk dipercaya. Namun saya mengalaminya sendiri.
Om saya meninggal tidak wajar, dan tidak hanya om saya. Ada sederet nama yang meninggal setelah bisnis dengan kelompok ini. Sama seperti sebelumnya, detail mengenai hal ini akan saya bahas di bab-bab selanjutnya.
Tumbal
Adalah cara Lippo untuk lepas dari tanggung jawab atas perbuatannya. Ada kalanya Lippo berhasil disudutkan karena satu dua hal. Jika ini terjadi dia tidak akan mau menerima tanggung jawab dan lebih suka menggunakan tumbal.
Contoh paling nyata adalah saat Lippo tertangkap tangan KPK melakukan suap urusan First Media yang sempat heboh beberapa tahun lalu. Tak ada keluarga Lippo yang tertangkap, dan pelakunya dengan sukarela menjadikan dirinya tumbal.
Ada juga permainan good cop bad cop yang dimainkan ayah dan anak Riady (Mochtar dan James). Dimana Mochtar memainkan peran baik dan James menumbalkan diri sebagai peran antagonis yang jahat. Kedua peran ini akan menjadi penyeimbang grup Lippo, agar namanya tidak jadi jelek.
Buktinya ?
Gampang saja. Lihat 100 orang terkaya di Indonesia. Ada yang namanya James Riady ? Sama sekali tidak ada. yang ada adalah Mochtar Riady. Artinya, rampasan James senantiasa diserahkan ke bapaknya. Tapi secara menjijikan, si bapak ini terus menampilkan muka tak berdosa.
Urusan tumbal menumbal ini terlalu sederhana jika contohnya adalah kasus itu. Masih banyak lagi. Lebih detilnya ijinkan saya bahas di bab yang lain.
Cara-cara Lippo
Dengan bermodalkan 7 senjata yang disebutkan sebelumnya, Lippo memanfaatkannya untuk melaksanakan niatnya dengan modus operandi sebagai berikut :
1. Cara halus
2. Cara kasar
3. Mencuri Ilmu
4. Bertebal muka
5. Manipulasi saham
6. Serangan Gelap
7. Tumbal
Yang kesemuanya ini akan dirinci pada bab-bab berikutnya.
Catatan :
Apa yang saya tuliskan ini ada yang masuk akal sampai perbuatan yang sangat tidak masuk akal dan diluar nalar. Maka itu, untuk memahami cara-cara konglomerat ini beroperasi, bukalah pikiran anda selebar-lebarnya untuk menerima hal baru.
Dilanjutkan pada
Cerita Fiksi Menguak Sisi Gelap Bisnis Taipan Pemilik Grup Besar Yang Kaya Raya (2)
Lippo akan menggiring anda agar secara sukarela menyerahkan perusahaan atau aset property anda secara sah. Kok Mau ? Karena anda sudah mengagguminya, anda percaya padanya. Sehingga, apapun yang dia sodorkan, anda akan patuh. Tapi semuanya itu sudah di setting.....
ngGak percaya ? baca di episode ke 2 nanti !