PT Pertamina (Persero) akan meluncurkan LPG 3 kg nonsubsidi pada 1 Juli mendatang. Plt Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, mengatakan produk baru mereka ini akan dijual bebas.
“Jadi per 1 Juli. Ya dijual saja tapi tidak disubsidi. Kayak kita jual LPG yang 12 kg aja, sama saja,” katanya usai Halalbihalal di Kementeriam ESDM, Jakarta, Jumat (22/6).
Meski mantap akan mengeluarkan LPG 3 kg nonsubsidi pekan depan, Nicke mengaku belum menetapkan harga jualnya. Nicke juga belum tahu usulan dari Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno yang mengatakan harga jual LPG 3 kg nonsubsidi sekitar Rp 39 ribu per tabung.
“Belum, nanti. Belum tahu (harga Rp 39.000 per tabung),” kata dia singkat.
Mantan Direktur Perencanaan PT PLN (Persero) ini juga menuturkan bahwa pihaknya tidak akan mengurangi volume LPG 3 kg subsidi yang sudah ditetapkan sekalipun ada LPG 3 kg nonsubsidi.
Menurutnya, dikeluarkannya tabung melon nonsubsidi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang ingin beli LPG 3 kg tapi mampu sehingga tidak perlu disubsidi.
“Karena sebetulnya ada orang yang memerlukan 3 kg tapi mereka tidak perlu subsidi, mungkin seperti yang di apartemen. Dia ngapain beli yang besar. Karena demand ada maka kita siapkan,” jelasnya.
Selama ini, LPG 3 kg hanya tersedia dalam bentuk subsidi. Pada saat dimunculkan pada 2007 lalu di masa kepemimpinan Presiden SBY, LPG 3 kg disediakan sebagai konversi minyak tanah ke gas.
Meski begitu, pemerintah tidak membatasi penggunaan tabung gas subsidi ini untuk masyarakat miskin saja sehingga konsumsinya terus membengkak dari tahun ke tahun.
Merujuk pada data Pertamina, terjadi kenaikan konsumsi LPG 3 kg dalam tiga tahun terakhir. Tercatat di 2015, konsumsi LPG mencapai 5,567 juta Metrik Ton (MT). Sedang di 2016 menjadi 6,005 juta MT, dan di 2017 naik lagi menjadi 6,305 juta MT. (kumparan)