Pengusaha  dan Rakyat Turki Bantu Lira Menguat, Ramai-ramai Jual Dolar AS

Pengusaha dan Rakyat Turki Bantu Lira Menguat, Ramai-ramai Jual Dolar AS

Ketika lira anjlok, Presiden Turki Recep Erdogan mendesak warga negaranya untuk membeli lira sebagai bagian dari "perjuangan nasional" dan mengklaim AS sedang melancarkan "perang ekonomi" terhadap sekutu NATO-nya


Turkey's markets were rocked the previous week as President Donald Trump announced sanctions on Ankara over its continued detention of American pastor Andrew Brunson, who is held on charges of espionage and involvement in Turkey's failed 2016 coup. Brunson and the U.S. government deny the charges.

Nilai tukar lira Turki berhasil membalikkan keadaan membuat tekanan bagi bursa saham Benua Kuning menjadi mereda.

Ketika lira anjlok, Presiden Turki Recep Erdogan mendesak warga negaranya untuk membeli lira sebagai bagian dari "perjuangan nasional" dan mengklaim AS sedang melancarkan "perang ekonomi" terhadap sekutu NATO-nya.

Penurunan lira telah memukul beberapa bank Eropa dengan eksposur tinggi ke Turki, karena pelemahan lira membuat perusahaan Turki semakin sulit untuk membayar utang mata uang asing mereka. Utang perusahaan Turki untuk produk domestik bruto (PDB) adalah 70%, dengan utang mata uang asing sebesar 35%.


Foto diatas memperlihatkan suasana saat Para pengusaha menukarkan dolar AS di salah satu pusat penukaran uang di Ankara, Turki (14/8/2018). Penukaran dolar dan tabungan euro tersebut sebagai salah satu langkah untuk menahan anjloknya nilai tukar mata uang lira yang jatuh ke titik terendah.

Dilansir CNBC, hingga sore ini, Selasa (14/8/2018), Lira Turki pulih dari rekor terendah pada perdagangan Selasa pagi, menguat sekitar 6 persen melawan dolar AS di pasar spot. Padahal pada pagi hari, lira masih diperdagangkan melemah.

Pasar Turki diguncang minggu sebelumnya karena Presiden Donald Trump mengumumkan sanksi terhadap Ankara atas penahanan lanjutan pendeta Amerika Andrew Brunson, yang ditahan atas tuduhan spionase dan keterlibatan dalam kudeta gagal 2016.

Dukungan Rakyat Turki kepada Erdogan

Perang ekonomi yang dilancarkan Presiden AS Donald Trump terhadap Turki berbalik menjadi bumerang bagi AS. Hal ini lantaran rakyat Turki berdiri mendukung Erdogan.

Bahkan para pengusaha Turki ramai-ramai bantu Lira menguat dengan cara jual Dolar AS.

Erdogan Balas Boycot AS

Presiden Turki Tayyip Erdogan akan memboikot peredaran produk elektronik dari Amerika Serikat (AS) seperti iPhone. Ditulis Reuters, Erdogan melakukan strategi tit for tat atau aksi balasan terhadap AS karena telah menetapkan tarif 20 persen terhadap produk aluminium dan 50 persen terhadap baja asal Turki.

Penetapan tarif tinggi ini berkontribusi terhadap pelemahan mata uang Turki, lira. Lira selama Agustus terdepresiasi sebesar 30 persen. Bahkan nilai tukar lira terhadap dolar AS pada perdagangan awal Senin pagi (13/8) di Asia melemah 20 persen dalam sehari ke posisi USD 7,2.

Erdogan menegaskan, pemerintah Turki melakukan langkah serius terhadap kondisi perekonomian dalam negeri.

"Di tengah pelemahan lira yang dipicu perselisihan dengan Washington, ketegasan politik sangat dibutuhkan. Menukar lira dengan mata uang asing sama saja menyerah kepada musuh," ungkap Erdogan seperti ditulis Reuters, Selasa (14/8)
*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda

No comments

Komentar anda sangat berguna untuk meningkatkan penulisan artikel