Jangan sampai Indonesia berubah menjadi Cina !

Jangan sampai Indonesia berubah menjadi Cina !

Zimbabwe mata uangnya telah diganti dengan Rennibi (Yuan) setelah melakukan kerjasama dengan China, saat ini beberapa negara menunggu kebangkrutannya akibat "China's Debt Trap"


Turkistan Timur, Mongol, dan lain-lain kini tinggal sejarah, pasalnya China yang awalnya bukanlah negara besar dan telah memperluas wilayahnya dengan cara menjajah negeri- negeri tersebut, dengan modus yang sama, yakni mengirim jutaan imigran sebagai pekerja.

Selain itu China menjerat negara-negara jajahannya dengan menguasai ekonomi, seperti yang terjadi di beberapa negara Afrika, terutama Angola dan Zimbabwe.

Di Zimbabwe mata uangnya telah diganti dengan Rennibi (Yuan) China, akibat ekonomi mereka kolaps setelah melakukan kerjasama dengan China, adapun saat ini beberapa negara menunggu kebangkrutannya akibat "China's Debt Trap" yakni Djibouti, Tajikistan, Kirgyztan, Laos, Maladewa, Mongilia, Pakistan, Montenegro. Lantas bagaimana dengan nasib Indonesia?

Kekejaman yang dilakukan oleh komunis Cina terhadap bangsa Uyghur serta penjajahan China terhadap wilayah kekuasaannya harus menjadi warning bagi Indonesia.

Seorang peneliti Jepang Masako Kuranisho dari Universitas Tsurumi dan Universitas Seigakuin Jepang mengatakan "China punya rencana atau konsep besar sejak oktober 2013 terhadap Asia, Yaitu Maritim Silk Road atau sering dijuluki One Belt One Road, ide ini kemudian oleh Xi Jinping. Secara kasar bisa dikatakan munculnya hegemoni China terhadap Asia."

Di Indonesia, menurutnya dimulai dari penguasaan Shinkasen, "bukan hanya soal Shinkasen, tetapi daerah yang dilewati sekitarnya akan dan harus dikuasai pihak China walaupun perusahaan patungan 60% Indonesia dan 40% China.

Tapi China yakin Indonesia akan kesusahan bayar sehingga penguasaan mayoritas perusahaan nanti akan dilakukan China. Demikian pula tenaga kerja yang dikerahkan semua akan diturunkan dari China. Tenaga kerja Indonesia hanya sedikit dan yang tak penting yang terlibat dala proyek kereta api itu."

Dari gambaran diatas, setidaknya bangsa Indonesia harus menyadari bahwa kerja sama tersebut akan merugikan negara dan menyengsarakan umat, Indonesia bisa menjadi target sasaran kepentingan China, hal tersebut bisa terjadi karena buruknya ideologi kapitalisme yang diterapkan oleh Indonesia.

Pasalnya ideologi kapitalisme yang mencengkram negeri-negeri kaum muslimin termasuk Indonesia merupakan alat penjajahan yang memudahkan bangsa manapun untuk menjajah negri ini dengan berbagai cara, baik penguasaan kekayaan dan menerapkan kebijakan yang disesuaikan dengan keinginan Asing dan Aseng bukan pada kepentingan umat.

Walhasil, dari sejarah kita belajar, jangan sampai suatu saat negri ini tergadai kepada komunis China yang bengis dan kejam.

Sudah saatnya kita kembali kepada ideologi Islam dengan menerapkan sistem Khilafah. Sistem yang akan menguatkan posisi kita di mata dunia, tidak dilemahkan dengan jebakan hutang ribawi dan membebaskan negeri-negeri kaum muslimin dari pendudukan kafir harbi fi'lan.

Karena Islam hadir sebagai rahmat bagi seluruh alam yang akan menjaga setiap jengkal tanah milik kaum muslimin dari nafsu syahwat kaum penjajah.

Memperjuangkannya adalah wajib karena tanpa khilafah kaum muslim terpecah belah tanpa kekuatan dan penindasan akan terus terjadi. Bagi umat muslim penegakan khilafah merupakan konsekuensi akidah, yakni adanya kewajiban untuk menerapkan Islam secara menyeluruh.

Penulis : Ghitha Nisa Kamilah
*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda

No comments

Komentar anda sangat berguna untuk meningkatkan penulisan artikel