Kata Mentan Amran produksi beras surplus tapi Mendag Enggartiasto ngotot Impor beras

Kata Mentan Amran produksi beras surplus tapi Mendag Enggartiasto ngotot Impor beras

Menurut Rizal ramli, dalam sejarahnya, uang paling mudah didapat dari komisi impor komoditi. Jadi duitnya, gampang kalau main di beras, kedelai, gula, daging dan lain-lain.


Ditanya Soal Harga Beras Naik, Mentan: Produksinya Surplus

Ketua Umum Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang Zulkifli Rasyid menilai belum ada bukti surplus beras yang diberitakan di media dengan mengutip pernyataan Kementerian Pertanian. Di Pasar Induk Beras Cipinang, yang merupakan pemasok beras DKI Jakarta, justru terjadi kelangkaan beras.

Alhasil, harga eceran tertinggi (HET) pada beras mengalami kenaikan di Pasar Induk Beras Cipinang. Untuk beras premium seharga Rp 12.500 hingga Rp 13.000 per kg. Bisanya, beras tersebut dibeli dengan harga kurang dari Rp 12.000 per kg Sedangkan medium di atas Rp 10.000 per kg atau tepatnya Rp 11.000 per kg. "Biasanya, beras tersebut dibeli dengan harga Rp 8.500," ungkapnya.

Ini Pernyataan Mentan

Kenaikan harga beras yang terjadi pada Januari ini ditanggapi Menteri Pertanian Amran Sulaiman dengan prediksi produksi beras yang surplus. Menurutnya, pada Februari nanti akan mencapai puncak panen.

Amran mengatakan, pada Oktober telah memasuki musim hujan, sehingga pada Januari akan terjadi panen. "Oktober hujan berarti tanam kan, berarti Desember sudah panen, apalagi Januari. Kita tahu kalau kondisi cuaca normal, itu panen memasuki puncak Februari karena kondisi iklim normal," kata Amran di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Kamis (11/1).

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik yang diperlihatkan oleh Kementan, luas tanam padi selama 2017 sebesar 16,4 juta hektare. Sementara, produksi padi pada Januari 2018, diprediksi mencapai 4,5 juta ton gabah kering giling (GKG). Sedangkan, ketersediaan beras mencapai 2,8 juta ton dengan konsumsi beras 2,5 ton, sehingga ketersediaan beras surplus sebesar 329, 3 ribu ton.

Ketika ditanya mengenai kondisi di lapangan bahwa saat ini harga beras naik, Amran hanya berkomentar mengenai produksi beras yang surplus. Produksi beras pada Januari 2018 diproyeksikan surplus sebesar 329,3 ribu ton.

Sebelumnya, berdasarkan data Kementerian Perdagangan, harga beras medium pada Juli 2017 berada di level Rp 10.574 per kilogram dan meningkat menjadi Rp 10.794 per kilogram pada November di tahun yang sama. Pada Januari 2018, angka ini merangkak naik menjadi Rp 11.041 per kilogram.

Sementara, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan opsi impor harus diambil jika harga beras tidak juga turun dalam waktu dekat. Namun begitu, hingga kini pemerintah belum mengambil keputusan apakah akan mengambil langkah impor atau tidak.

Menanggapi hal tersebut, Amran enggan menanggapi. "Jangan ditanya itu, biarlah saya memberi informasi tentang domain saya," ujarnya. (sumber)

Impor Beras Permainan Pemburu Rente


Anggota Komisi VI DPR Abdul Wachid mengaku janggal dengan sikap Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita yang berencana mengimpor beras akhir bulan ini. 

Sebab, lanjut dia, sikap Mendag tersebut bertolak belakang dengan pernyataan Menteri Pertanian beberapa waktu lalu yang menyatakan bahwa stok beras masih aman. 

"Perlu dipertanyakan pernyataan Mentan sebulan yang lalu saat menghadapi Natal dan tahun baru katanya stok pangan cukup termasuk beras dalam menghadapi Natal dan tahun baru. Kok sekarang dengan kenaikan harga beras sikap Pemerintah (Mendag) lakukan impor beras," ungkap politikus Gerindra itu kepada wartawan di Jakarta, Jumat (12/01/2018). 

Rizal Ramli: Ada Komisi 30 Dolar per Ton di Setiap Impor..

Harga beras kembali melambung di tahun 2018. Untuk mengatasi tingginya masalah ini, Kementerian Perdagangan (Kemendag) akhirnya memutuskan membuka keran impor beras sebanyak 500 ribu ton.

Mendag Engiartiasto Lukito mengatakan, jenis beras yang diimpor pada saat ini merupakan jenis beras khusus yang tidak ditanam di Indonesia, dan memiliki landasan hukum berupa Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 1 Tahun 2018. Sehingga hal ini tidak akan mengganggu produksi dalam negeri.

Pakar ekonomi Rizal Ramli mengatakan, masalah yang selalu menghiasi krisis beras adalah soal data. Pengalaman Rizal, Kemendag dan Bulog selalu mau impor.

“Sebab, ada komisi 20-30 dolar per ton. Transaksinya di luar negeri, ‘account’ bank juga berada di luar negeri. Tetapi Kementan, selalu bilang produksi lebih dari cukup. Sebab ini terkait dengan prestasi mereka. Faktanya angka yang benar itu di tengah,” kata Rizal kepada wartawan di Jakarta, Jumat (12/1/2018).
Yang harusnya menilai, sambung RR, sapaan Rizal Ramli, harusnya Menko Perekonomian Darmin Nasution.

“Saya bingung di mana posisi Kemenko Perekonomian sekarang dalam menentukan data ini,” imbuh dia lagi.

Dalam sejarahnya, Rizal melanjutkan, uang paling mudah didapat dari komisi impor komoditi. Jadi duitnya, gampang kalau main di beras, kedelai, gula, daging dan lain-lain.

Ia pun heran, ada rapat kebijakan harus impor beras dalam 2-3 hari ini. Sebab, sebentar lagi kan mau panen.

“Stok di gudang Bulog memang 900 ribu ton, tapi itu cukup untuk dua bulan lagi. Panen kan sebentar lagi, Februari Maret, dan Bulog bisa beli,” Rizal menyarankan.

Masalahnya, sekarang Bulog pasif, pada saat panen, tidak beli beras. Padahal seharusnya Bulog tahu berapa yang harus dibeli.

“Saya tidak tahu ini sengaja atau tidak. Meski, memang Bulog sekarang beda dengan dulu yang tak ada bunga kredit, turun langsung dari likuiditas Bank Indonesia. Dan itu tidak bener ini, ini kan sektor strategis,” tandasnya. (icl)

*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda

No comments

Komentar anda sangat berguna untuk meningkatkan penulisan artikel