Bongkar ! Rencana Chinanisasi 2025 dan Konspirasi Overseas

Bongkar ! Rencana Chinanisasi 2025 dan Konspirasi Overseas


Begitu biadabnya pembantaian itu, hingga para pasien termasuk bayi-bayi yang berada di RS Cina (kira-kira di depan Stasion KA Beos), juga dibunuh. Orang-orang Cina di penjara bawah tanah di Balaikota (stadhuis) yang berjumlah 500 orang, semuanya juga dibunuh.

Untuk menggambarkan dasyatnya peristiwa tersebut, Willard A Hanna dalam buku Hikayat Jakarta menulis, ”Tiba-tiba secara tidak terduga, seketika itu juga terdengar jeritan ketakutan bergema di seluruh kota, dan terjadilah pemandangan yang paling memilukan dan perampokan di segala sudut kota.”

Menurut laporan kontemporer, 10 ribu orang Cina dibunuh, 500 orang luka parah, 700 rumah dirusak dan barang-barang mereka habis dirampok. ”Pendeknya, semua orang Cina, baik bersalah atau tidak, dibantai dalam peristiwa tersebut,” tulis Hanna.

Setelah peristiwa pembantaian warga Cina, gubernur jenderal Valckenier digantikan oleh mantan panglimanya, Baron van Imhoff. Kediamannya itu kini dikenal sebagai toko merah. Memang diperkirakan di sekitar tempat itulah terjadi pembantaian di luar perikemanusiaan.

Lalu pembaca yang budiman, hampir 3 abad kemudian. Semacam Deja Vu kembali menghantui sejarah republik. Tatkala ada sosok seorang warga keturunan yang bermental nekat, berotak dagang, mudah ingkar, dan yang membahayakan adalah sifat pemberang yang dimilikinya. Dengan perilakunya yang agresif, mencoba untuk mengarahkan emosi masa untuk flashback ke tahun - tahun yang penuh lava emosi dan pijar kemarahan tersebut.

Dalam berbagai tingkah laku Ahok -mantan gubernur longsoran Jokowi- seperti pernah kita lalui bersama, memang patut dipertanyakan. Kalau tidak mau dibilang sebagai unsur kesengajaan.

Gambaran pribadi -bersih dan anti korupsi- yang disemprot tiap saat oleh media pelacur. Telah membuat persepsi masyarakat jadi keracunan. Karena di lain waktu, hal demikian malah dibantah dengan sendirinya melalui pemberitaan skandal korupsi Ahok. Yang dimuat baik oleh netizen di sosmed atau media non mainstream.

Sebagai kilas balik mengapa bangsa mereka begitu agresif dan sangat kental terasa berbahaya ketika memegang kekuasaan. Ada baiknya, penulis juga melengkapi artikel ini dengan bahan tulisan dari Hatta Taliwang, dimuat dalam pribumidotcom edisi 23 Juli 2016. Atau lebih kurang dua bulan sebelum Ahok menarik trigger perpecahan melalui pidato kontroversial dia, di Pulau Seribu (27 September 2016).

Dalam buku ‘Sejarah Ekonomis Sosiologis Indonesia’ jilid kedua, terbitan P.N Pradnja Paramita: 1970, Prof Dr. D.H. Burge dan Prof. Dr. Mr. Prajudi (buku yg terdiri dari 2 jilid ini tersedia di Perpustakaan UI Depok, dan bisa diakses oleh siapa saja) menuturkan bahwa seorang calon Lurah  harus memiliki uang 700-1000 gulden.
*   147
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda

No comments

Komentar anda sangat berguna untuk meningkatkan penulisan artikel