Bongkar ! Rencana Chinanisasi 2025 dan Konspirasi Overseas

Bongkar ! Rencana Chinanisasi 2025 dan Konspirasi Overseas


Dari 9 pengusaha yang diduga memberi kontribusi atau setidaknya ikut bermain dalam dunia politik, dan patut dicermati tokoh-tokohnya seperti : 1.James Riyadi, 2.Anthony Salim, 3.Aguan, 4.Tommy Winata, 5. Dato Sri Tahir, 6.Mochtar Riyadi, 7. Edward Soeryadjaya, 8.Budi Hartono, dan 9.Sofjan Wanandi.

Serunya lagi, dari 9 orang berpengaruh dalam ekonomi Indonesia tersebut, ada satu yang selalu saja menjadi 'king maker' sejak kemunculannya. Orang yang dimaksud adalah, Sofyan Wanandi. Yang sampai kini masih tetap eksis dan memiliki pengaruh yang kuat dalam perpolitikan di Indonesia. Beberapa catatan sejarah yang berhasil dihimpun oleh penulis tentang sepak terjang 'king maker' ini diantaranya adalah, peristiwa malari 1974, serta tentunya 'masterpiece' Reformasi Palsu 1998. Mengapa saya selipkan kata-kata palsu disitu?

Sebab, jika hanya reformasi, arti kata adalah soal Re atau kembali. Sementara formasi sendiri berkaitan dengan aturan, Undang-undang, rules bernegara dalam masyarakat yang harus dirubah tanpa menimbulkan banyak korban berjatuhan. Sedangkan reformasi yang kemarin adalah sesungguhnya REVOLUSI. Karena memang hanya revolusi yang mampu menjungkalkan bangunan kokoh milik Orde Baru.

Mereka hanya bermain di semantik kata, dan jargon ini, tentunya difasilitasi oleh media-media yang sebagian besar sahamnya adalah milik taipan 9 orang tadi. Tatkala rakyat mencari tau apa yang terjadi di negerinya via surat kabar, radio dan televisi, perihal huru-hara yang melanda. Mesin propaganda elite china, yang dikomandoi oleh Sofyan Wanandi cs bekerja dengan sangat cermat dan teliti. Sampai untuk pemilihan jargon mereka perhatikan. Kalau dilihat bangunan Revolusi 1998 kemarin, ada berbagai segi yang mirip, perlahan kembali muncul ke permukaan.

Maksud narasi ini adalah, ada kesamaan bentuk dari 4 pilar yang sedang menjalankan strategi menuju "Indochina 2025" Untuk yang pertama adalah, peran lembaga pemikir strategis seperti CSIS, sebagai pembuat analisis dan penyusun konsep. Kuat dugaan masih sama, karena aroma islamophobia di rezim ini sangat kental nuansanya. Dengan doktrin andalan milik pater Beek. Lesser Evil, atau setan kecil.

Yang kedua adalah peran militer, yang saat Revolusi tahun 1998, diwakili oleh Benny Moerdani, sebagai mantan Pangab yang baru saja lengser pada 1993 , tidak sulit bagi Jenderal sejenius Benny untuk mempersiapkan strategi dan orang-orangnya untuk melaksanakan pendongkelan Orang Kuat Orde Baru.

Di masa sekarang peran tersebut -dugaan kuat- dijalankan oleh Polri. Sebagai tukang gebuk dari setiap kebijakan rezim, yang terkesan agak paranoia terhadap gerakan islam. Kemudian yang ketiga, adalah sosok Ketum abadi PDIP Megawati Soekarnoputri- dengan basis massa PDIP yang taklid buta pada dirinya- hal yang sepele jika berbicara soal pengerahan massa. Dan skenario saat ini justru menguatkan sinyalemen tersebut. Ingat dengan pidato politik mamak saat Ultah PDIP? Siapa saja yang berani mengganggu jalannya pemerintahan maka dipastikan akan berhadapan dengan massa congor putih.
*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda

No comments

Komentar anda sangat berguna untuk meningkatkan penulisan artikel